METRO CEPU – Pelaksanaan program revitalisasi satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan fasilitas pendidikan di sekolah-sekolah berjalan dengan lancar.
“Kami selalu monitor, alhamdulillah sesuai progres,” ungkap Staf Ahli Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Mariman Darto, ketika berkunjung di SMP Muhammadiyah Kedungtuban Kabupaten Blora, pada Kamis (6/11/2025).
Menurut Mariman, program untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa ini salah satu manfaatnya adalah meningkatkan akses dan kesetaraan pendidikan.
“Termasuk untuk meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan,” imbuh alumnus S2 Perencanaan dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI) ini.
Tahun ini pengelolaan program revitalisasi melibatkan warga sekitar. “Warga sekitar dilibatkan dalam pelaksanaan revitalisasi, minimal sebagai pekerja pembangunannya. Atau kesempatan untuk memasok material yang dibutuhkan,” katanya. “Jadi warga sekitar sekolah ikut merasakan manfaatnya,” imbuh Mariman.
Aktivitas revitalisasi, lanjutnya, menjangkau lebih banyak sasaran. “Di Kabupaten Blora sampai kehabisan material karena dilaksanakan secara bersamaan. Masyarakat diberi kesempatan berpartisipasi sebagai bentuk upaya gotong royong,” katanya. “Inilah manfaat dan nilai tambah revitalisasi,” tegas Mariman.
Dia menambahkan, dulu pengelolaan revitalisasi diserahkan pada pihak ketiga. “Sehingga biasanya jumlahnya pasti fix. Maka 10.440 satuan pendidikan ya jadinya pasti akan sama dengan jumlah itu,” ujar mantan Kepala Pusat Pengembangan Kader Aparatur Sipil Negara LAN tersebut.
Tahun ini, anggaran sebesar Rp 62,4 miliar dialokasikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) RI untuk merevitalisasi 66 satuan pendidikan di Kabupaten Blora.
Mariman Darto mengungkapkan bahwa 66 satuan pendidikan yang mendapatkan bantuan revitalisasi terdiri dari 4 taman kanak-kanak (TK), 27 sekolah dasar (SD), 27 sekolah menengah pertama (SMP), 3 sekolah menengah atas (SMA), serta 5 sekolah menengah kejuruan (SMK).
“Alhamdulillah, Blora ini paling tinggi. Ada 66 satuan pendidikan dan total keseluruhan dana yang digelontorkan dari pemerintah Rp 62,4 miliar,” ucap Mariman.
Dia menjelaskan bahwa awalnya terdapat 10.440 satuan pendidikan yang direncanakan untuk direvitalisasi pada tahun 2025 secara nasional. Namun, berkat sistem swakelola yang diterapkan, jumlah tersebut meningkat menjadi 16.140 satuan pendidikan.
“Dengan pendekatan swakelola, ada efisiensi yang cukup besar di hampir 5.700 dari total keseluruhan 16.140,” imbuhnya. Lebih lanjut, Mariman menyampaikan bahwa revitalisasi pada periode ini juga mencakup sekolah swasta, berbeda dengan periode sebelumnya yang hanya difokuskan pada sekolah negeri.
“Tentu kita bersyukur disaat ekonomi sedang tidak baik-baik saja, pemerintah bisa membantu revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan sebagai salah satu unsur terpenting dari peningkatan mutu pendidikan di Indonesia,” jelas Mariman.***



