Arsip Tag: Pemkab Blora

Mengukir Kemandirian Ekonomi Desa: Pemkab Blora Siap Luncurkan Ratusan Koperasi Desa Merah Putih

METRO CEPU – Pemerintah Kabupaten Blora (Pemkab Blora) kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan melalui inisiatif peluncuran ratusan Koperasi Desa Merah Putih.

Langkah strategis peluncuran ratusan Koperasi Desa Merah Putih di wilayah Blora ini tidak hanya menjadi angin segar bagi pemberdayaan ekonomi di tingkat desa, namun juga merefleksikan visi jangka panjang Pemkab Blora untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat secara merata.

Koperasi, sebagai soko guru ekonomi bangsa, telah terbukti menjadi wadah efektif dalam menggerakkan roda perekonomian dari hulu ke hilir.

Dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, koperasi mampu menjembatani berbagai kebutuhan ekonomi anggotanya, mulai dari penyediaan modal, pemasaran produk, hingga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Program Koperasi Desa Merah Putih ini diharapkan menjadi katalisator bagi pembangunan desa secara holistik, mencakup aspek sosial, budaya, dan lingkungan.

Melalui koperasi ini, setiap desa di Blora diharapkan dapat mengoptimalkan potensi lokalnya, menciptakan nilai tambah, dan pada akhirnya, berkontribusi pada kemajuan daerah dan negara.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang (Kabid) Koperasi Dindagkop UKM Kabupaten Blora, Sri Sudiyarningsih mengatakan, peluncuran Kopdes itu dilaksanakan di Lapangan Desa Trembul, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora.

Ia menyebut untuk peresmian Kopdes Merah Putih sudah dirapatkan. “Acaranya digabungkan dengan Hari Koperasi tingkat kabupaten Blora. Dimana, upacaranya digelar 12 Juli 2025 di lapangan Desa Trembul, Kecamatan Ngawen,” terangnya.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, di Blora total ada 295 Koperasi Merah Putih. Terdiri 271 Koperasi Desa dan 24 dari Koperasi Kelurahan. Sri Sudiyarningsih menyebut, ratusan Koperasi Desa Merah Putih itu sudah berbadan hukum.

“Semua Kopdes Merah Putih sudah terbentuk dan sudah SK Kemenkumham atau Badan Hukumnya,” tandasnya.

Jadi pada saat peluncuran nanti (saat peringatan Hari Koperasi Nasional, Sabtu 12 Juli 2025), akan diserahkan semua SK agar bisa dipakai untuk pengajuan dana ADD di perubahan.

Adapun untuk lini usaha Koperasi Desa Merah Putih ada berbagai macam. Mulai dari gerai sembako, pergudangan, klinik, apotek, dan lainnya.

“Apa yang bisa diakomodir di desa itu bisa dijadikan usaha dan usaha itu sudah tercantum di dalam akta notarisnya juga. Karena tidak mungkin tidak ada usahanya,” ujarnya.

Peluncuran ratusan Koperasi Desa Merah Putih oleh Pemkab Blora adalah sebuah langkah maju dan investasi jangka panjang untuk kemandirian ekonomi desa dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh masyarakat Blora.***

Berdiri Sejak Tahun 1722, Masjid Agung Baitunnur Blora Ditetapkan Sebagai Masjid Bersejarah

METRO CEPU – Masjid Agung Baitunnur Blora ditetapkan oleh Lembaga Takmir Masjid (LTM) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah sebagai masjid bersejarah.

Masjid Agung Baitunnur Blora dibangun pada tahun 1722 dan dilakukan pemugaran pertama oleh Bupati R.T. Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774

Penetapan tersebut ditandai dengan penyerahan prasasti kepada jajaran takmir masjid dan disaksikan oleh Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman Minggu (27/04/2025) pagi di serambi masjid setempat.

Ketua Takmir Masjid Agung Baitunnur Blora , Khoirur Rozikin berharap dengan label masjid bersejarah tersebut, akan menjadi nilai tambah serta penyemangat untuk mengurus masjid.

“Alhamdulillah masjid agung Baitunnur Blora sudah ditetapkan menjadi masjid bersejarah tentunya ini menjadi semangat dalam beribadah dan mengurus masjid yang usianya sudah Ratusan tahun,” ungkapnya.

Ketua LTM PWNU Jawa Tengah, H. Nur Akhlis menyampaikan apresiasi kepada jajaran pengurus Masjid Agung Baitunnur Blora yang terus merawat masjid bersejarah. Ia berharap semoga ke depan masjid agung akan semakin maju dan dapat memakmurkan jamaahnya.

“Plangisasi ini juga sebagai bentuk melestarikan budaya melestarikan peninggalan-peninggalan para Kyai dan pendahuluan kita agar para generasi muda yang akan datang bisa meneladani dan sekaligus juga merawat,” jelasnya.

Tak hanya itu, kegiatan ini juga sekaligus untuk menghidupkan kembali hasanah yang dulu pernah digali, dikembangkan oleh para masyayikh dan para Kyai.

“Ini bukan hanya simbolik semata tetapi harapannya ini nanti mampu menjadi ruh untuk mengembangkan nilai-nilai keagamaan khususnya di kabupaten Blora sehingga Baitunnur ini merupakan cahaya yang bisa dinikmati dan menerangi masyarakat secara luas,” imbuhnya.

Pihaknya berharap mudah-mudahan dengan pelangisasi masih bersejarah ini mampu lebih optimal dalam mengembangkan nilai-nilai ajaran-ajaran Aswaja masyarakat secara luas.

Terkait pengusulan menjadi masjid bersejarah pihaknya mengaku minimal sesuai dengan keputusan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yaitu didirikan lebih dari 50 tahun dan tentunya masjid ini sudah lebih dari 100 tahun bahkan 300 tahun.

“Kabupaten Blora ini sudah menepati angka kelima dari masjid bersejarah yang sudah dilakukan plangisasi oleh LTM PWNU Jawa Tengah, sebelumnya ada Masjid Agung Rembang, kemudian Masjid Agung pati kemudian masjid jami’ Ismail di Demak kemudian Masjid Tiban di Grobogan meskipun begitu kami menginginkan bisa meluas di seluruh kabupaten kota di seluruh Jawa Tengah harapannya ada plangisasi, ” harapnya.

Masjid Bersejarah di Blora yang Patut Dijaga

Masjid Agung Baitunnur Blora Ditetapkan Sebagai Masjid BersejarahBupati Blora Dr. H. Arief Rohman atas nama Pemerintah Kabupaten Blora, mengucapkan terima kasih kepada LTM PWNU Jawa Tengah atas dedikasi dan perjuangannya dalam menjaga dan melestarikan masjid bersejarah di Jawa Tengah.

Terima kasih juga disampaikan kepada Takmir Masjid Agung Baitunnur dan segenap pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, yang turut serta dalam pembangunan, renovasi dan pemeliharaan Masjid Agung Baitunnur, sampai saat ini.

Dikemukakan, pemasangan prasasti masjid bersejarah merupakan wujud terima kasih jamaah kepada para ulama terdahulu, karena beliau-beliau telah berjasa dan berperan dalam penegakan agama Islam, terutama di Kabupaten Blora.

“Masjid ini bukan hanya bangunan, tetapi juga warisan budaya dan nilai-nilai ke-Islam-an yang patut kita jaga bersama. Masjid merupakan pusat kegiatan dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat dan ulama-ulama terdahulu,” imbuhnya.

Semoga dengan pemasangan prasasti masjid bersejarah ini terus menjadikan Masjid Agung Baitunnur sebagai pusat dakwah dan sumber inspirasi bagi masyarakat, serta menjadi tempat yang nyaman dan kondusif untuk beribadah dan memperkuat Ukhuwah Islamiyah.

“Tentunya ini untuk memberikan pertanda dan menunjukkan kepada masyarakat bahwa masjid agung Baitunnur ini adalah masjid bersejarah di blora kita harus memakmurkan masjid ini meramaikan masjid ini agar keberadaan masjid ini akan memberikan kemaslahatan untuk umat yang ada di Blora,” tuturnya.

Kedepan dari Pemkab dengan Diaspora yang sudah berhasil, akan merencanakan untuk melakukan pembangunan, menata sarpras yang ada di Masjid agung Baitunnur Blora ini untuk kita tata, kita perbaiki masjid bersejarah yang ada di Blora.

“Masjid Baitunnur ini kan masjid yang sudah cagar budaya ya, yang depan ini kan tidak ,kalau yng tengah ini cagar budaya jadi nanti berkoordinasi dengan kementerian konsepnya seperti apa yang tidak melanggar cagar budaya tersebut,” terangnya.

Untuk plangisasi ini Bupati berharap nanti bisa dilakukan inventarisasi di blora ini ada yang sudah masuk apa belum yang bisa diajukan untuk penetapan masjid bersejarah seperti masjid Baitunnur ini.

“Seperti masjid di Ngadipurwo dekat makam Bupati – Bupati terdahulu itu kan sudah lama ya dan nanti tim bisa kesana dan bisa dilakukan plangisasi karena masjid tersebut juga masjid bersejarah yang ada di blora,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Masjid Agung Baitunnur merupakan masjid yang menjadi pusat penyebaran dan pengembangan agama Islam tertua di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Masjid ini berdiri di sebelah Barat Alun-alun Kota Blora, tepatnya di Kelurahan Kauman, Kecamatan Blora, yang berdekatan juga dengan kompleks Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora.

Masjid ini dibangun pada tahun 1722 dan pelaksanaan pemugaran pertama dilakukan oleh Bupati R.T. Djajeng Tirtonoto pada tahun 1774 dengan Surya sengkala “Catur Pandhita Sabdaning Ratu”.

Era Orde Baru (1968 dan 1975), masjid kembali dipugar oleh Bupati Supadi Yudhodharmo, yang menambahkan sebuah menara di sisi kiri serambi masjid. Penambahan ini semakin memperkuat identitas Islam Nusantara dalam desain masjid.

Pemugaran terakhir dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Djoko Nugroho dengan Wakil Bupati waktu itu Arief Rohman , yang menyesuaikan dengan kebutuhan modern tanpa menghilangkan keaslian arsitekturnya.***

Pemkab Blora Sukses Gelar Pelatihan Budidaya Lele di 16 Kecamatan

METRO CEPU – Komitmen Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman, untuk memajukan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan terus ditunjukkan secara nyata. Kali ini, melalui launching Pelatihan Budidaya Ikan Lele untuk 16 kecamatan se- Blora.

Launching pelatihan yang digelar di pendopo Kecamatan Cepu, Senin (5/5/2025) itu, merupakan langkah konkret Pemkab Blora melalui Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) setempat, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal yakni perikanan.

Tak hanya pelatihan, Bupati Arief juga menyerahkan paket bantuan sarana budidaya ikan lele kepada sejumlah kelompok pembudidaya ikan (Pokdakan) sebagai dukungan langsung kepada para pelaku usaha mikro sektor perikanan.

Sejumlah Pokdakan dari wilayah Kecamatan Cepu, Kedungtuban, Jiken, dan Sambong turut hadir dan menerima bantuan paket budidaya ikan lele. Masing-masing, Pokdakan Sarang Lele Milenial Kelurahan Cepu, Pokdakan Berkah Mandiri Temengeng, Desa Temengeng, Sambong, Pokdakan Barokah Lele Desa Panolan, Kecamatan Kedungtuban, lalu Pokdakan Mina Sanggar Pule Desa Nglobo, Jiken.

Paket bantuan yang diserahkan kepada tiap Pokdakan tersebut dalam bentuk Set Kolam Bulat, Benih Ikan Lele, Pakan Ikan, dll.

Selanjutnya, pelatihan dan penyerahan bantuan akan digelar di sejumlah wilayah kecamatan-kecamatan lainnya di Kabupaten Blora. Ini diharapkan dapat menjadi tonggak awal penguatan sektor perikanan Blora dan menjadikan Kabupaten Blora sebagai salah satu sentra budidaya ikan lele unggulan di Jawa Tengah.

Ditegaskan Bupati Arief, program ini merupakan bagian dari agenda prioritas 99 hari kerja yang ia jalankan bersama Wakil Bupati Blora Hj. Sri Setyorini.

“Kita punya program di 99 hari ini. Saya bersama Ibu Wakil Bupati berkomitmen bagaimana sektor pertanian, peternakan, dan perikanan di Blora ini bisa dikembangkan. Potensi pengembangan lele sangat prospektif, dan pasarnya pun masih sangat terbuka,” ungkapnya.

Semangat ini diperkuat dengan pengalamannya saat berkunjung ke lapangan, Bupati menyebut salah satu contoh yang menginspirasi, yakni Desa Panolan, Kecamatan Kedungtuban, yang dinilainya berhasil mengembangkan budidaya ikan lele secara efektif.

Blora sendiri dikenal sebagai daerah dengan potensi besar di sektor pertanian. Tak hanya unggul di produksi jagung dan padi, Bupati berharap sektor perikanan bisa menyusul sebagai andalan baru.

“Kita ingin agar Blora ini disamping menjadi penyumbang jagung itu terbesar kedua dan untuk padi kita itu juga nomor 6 di Jawa Tengah, kita berharap di sektor perikanan ini akan bisa memberikan sumbangsih karena kita juga berbatasan dengan Jawa Timur, tentunya kalau bisa pasarnya akan terus kita kembangkan.”

Kepada peserta pelatihan, Bupati mendorong agar ilmu yang diperoleh dalam pelatihan dapat langsung dipraktekkan di lapangan dan menjadi bagian dari penguatan ekonomi desa.

“Semoga bermanfaat dan saya tunggu ya. Ini teorinya, nanti di masing-masing desa prakteknya ya. Nanti suatu saat saya akan kunjungi. Ilmu yang diajarkan ini nanti dipraktikkan, syukur-syukur bisa dikembangkan.” tandasnya

Disambut Baik

Pemkab Blora Sukses Gelar Pelatihan Budidaya LeleSugiyanto, dari Pokdakan “Barokah Lele” dari Desa Panolan menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Kabupaten Blora atas dukungan dan pendampingan yang telah diberikan dalam pengembangan sektor perikanan, khususnya budidaya lele.

Ia mengungkapkan rasa terima kasihnya atas perhatian Pemkab yang telah berulang kali merespons kebutuhan dan kegiatan para pembudidaya lele.

“Kami selaku pembudidaya lele di Panolan merasa sangat berterima kasih. Ada tindak lanjut nyata dari Pemkab dalam menggali dan mengembangkan potensi desa kami,” ujar Sugiyanto.

Ia menyebutkan bahwa sejak tahun 2019, kelompoknya telah menerima bantuan berupa kolam lele. Meski awalnya masyarakat sempat pesimis karena adanya anggapan bahwa budidaya lele cenderung merugi, kini anggapan tersebut mulai berubah.

“Setelah kami tekun dan mendapat pendampingan dari dinas terkait, ternyata lele bisa memberikan tambahan ekonomi bagi kami,” jelasnya.

Potensi perikanan lele di Desa Panolan dinilai sangat menjanjikan. Hal ini dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah kolam dan anggota.

Hingga saat ini, kelompok Barokah memiliki puluhan anggota aktif dan lebih dari 300 kolam lele. Banyak pemuda desa yang kini tertarik bergabung dan belajar menjadi mitra budidaya lele. Mereka juga mendapat penyuluhan serta pendampingan dalam pembuatan kolam.

“Kami menyambut baik antusiasme generasi muda. Setiap ada yang berminat, kami bantu mulai dari penyuluhan sampai pembuatan kolam,” tambahnya

Ia pun menyampaikan apresiasi khusus kepada Bupati Blora atas perhatian dan program pemerintah terhadap pengembangan potensi desanya.

“Dukungan ini memberi kami semangat untuk terus berkembang dan menjadi kelompok yang mandiri serta berdaya saing,” pungkasnya.***

32 Ribu Ekor Benih Ikan Ditebar Pemkab Blora di 8 Waduk dan Embung

METRO CEPU – Pemkab Blora melalui Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4) melakukan tebar benih ikan secara massal di 8 lokasi waduk dan embung yang tersebar di Blora, Rabu (23/4/2025).

Penebaran sebanyak 32 ribu ekor benih ikan itu dilakukan Pemkab Blora sebagai dukungan pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Blora.

Dari 8 lokasi waduk dan embung di wilayah Kabupaten Blora, salah satu lokasi penebaran benih ikan berada di Waduk Tempuran Blora.

Bupati Blora, H. Arief Rohman, turut serta Dandim 0721/Blora Letkol. Inf. Agung Cahyono, Kepala DP4 Blora, perwakilan BBWS Pemali Juana, Forkopimcam Blora, dan sejumlah nelayan perikanan darat dari KUB Tempuran dan Greneng, bersama-sama melakukan penebaran benih ikan tersebut.

Dijelaskan Kepala DP4 Blora, Ngaliman, di tahun 2025 ini pihaknya menyediakan 32 ribu ekor benih ikan untuk pengembangan budidaya perikanan darat di perairan umum di wilayah Kabupaten Blora.

“Tahun ini ada 32 ribu ekor benih ikan. Terdiri dari ikan nila, tombro, dan patin. Untuk yang dilepas di Waduk Tempuran ini sebanyak 9.500 ekor, masing-masing terdiri dari ikan nila 3.000 ekor, ikan tombro 2.500 ekor, dan ikan patin 4.000 ekor,” jelas Ngaliman.

Selain di Waduk Tempuran, lanjutnya dikatakan, pelepasan benih ikan juga dilakukan secara bertahap di 7 lokasi perairan darat lainnya. Sehingga total 8 lokasi termasuk Waduk Tempuran.

Ketujuh lokasi tersebut, masing-masing di Waduk Greneng Tunjungan, Embung Tambakromo Cepu, Embung Kunduran, Embung Kedungsambi Klopoduwur, Embung Rowo Karangjati, Embung Balun, dan Embung Keruk Randublatung.

Penyebaran bibit ikan atau restocking ini, lanjut Ngaliman, ditujukan untuk meningkatkan keanekaragaman jenis ikan. Meningkatkan stok ikan yang dapat ditangkap oleh masyarakat sekitar.

Ngaliman mengemukakan, selain untuk pelestarian sumberdaya ikan, penyebaran benih ikan ini guna meningkatkan produksi perikanan tangkap, menanggulangi stunting dan meningkatkan angka konsumsi ikan bagi masyarakat, hingga meningkatkan nilai gizi dan pendapatan masyarakat di sekitar perairan umum.

Selain itu, lanjutnya dikatakan, kegiatan ini juga menjadi salah satu program 99 hari kerja Bupati dalam upaya mendukung swasembada pangan dari sektor perikanan darat di perairan umum.

Ngaliman menambahkan, DP4 Blora mencatat bahwa total hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Blora tahun 2024 mencapai 351.392 Kg.

“Angka ini akan bisa terus meningkat jika ekosistem perairan terus dijaga,” tandas Ngaliman.

32 Ribu Ekor Benih Ikan Ditebar Pemkab Blora di 8 Waduk dan Embung di Blora

Pada kesempatan tersebut, saat tebar benih ikan di Waduk Tempuran, Bupati Blora Arief Rohman dan rombongan menaiki perahu menuju tengah Waduk.

Di tengah waduk, mereka dan rombongan secara bergantian melepas benih ikan yang telah disiapkan oleh DP4 Kabupaten Blora.

Bupati Arief Rohman menegaskan, Kabupaten Blora meskipun tidak punya laut, tetapi potensi perikanannya juga besar. Khususnya perikanan darat, baik yang dikembangkan di perairan umum maupun budidaya kolam.

“Selain potensi nila, patin dan tombro, potensi lele di kolam kolam budidaya rumahan di Blora juga banyak. Khusus yang dilepas di perairan umum, seperti di Tempuran dan embung lainnya, kami mohon jangan dijaring atau disetrum,” tegas Bupati.

“Ajak tokoh masyarakat untuk menjaga bersama. Biarkan besar dulu, nanti setelahnya silahkan dipancing. Gunakan teknik tangkap ikan yang ramah lingkungan, jangan gunakan obat atau racun,” imbuhnya.

Menurut orang nomor satu di Blora itu, kegiatan tebar benih ikan juga dalam rangka untuk mendukung program swasembada pangan dari sektor perikanan darat yang dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pada kesempatan kali ini, Kepala Desa Tempuran, Keman, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Blora dan jajaran yang terus memperhatikan sektor perikanan darat di Waduk Tempuran.

Dikatakan, pelepasan benih ikan ini akan sangat mendukung kelompok tani ikan di Desa Tempuran serta mendukung pengembangan pariwisatanya.

“Apalagi sekarang banyak masyarakat dari desa sekitar yang ikut bekerja di sektor pariwisata di Tempuran. Semoga ikannya bisa lestari dan kami siap menjaga sampai besar untuk wisata pancing,” ucap Keman.

Usai pelepasan benih ikan, dilakukan sosialisasi penggunaan alat tangkap ikan ramah lingkungan dan penyerahan alat tangkap ikan ramah lingkungan untuk dua kelompok usaha bersama (KUB) nelayan perikanan darat. Masing-masing berupa jala tebar dan bubu udang berjumlah 30 buah.

Alat tangkap ikan ramah lingkungan itu, yakni masing-masing jala tebar 15 buah dan bubu udang 15 buah, dibagikan kepada 2 Kelompok Usaha Bersama milik nelayan di dua lokasi. Yakni untuk KUB Ngupoyo Mino Tempuran dan KUB Greneng Mina Makmur, Desa Tunjungan.***

MoU dengan Semen Gresik, Blora Bakal Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif

METRO CEPU – Di Kabupaten Blora, produksi sampah harian jumlahnya terus bertambah, sementara kapasitas TPA dengan sistem control landfill, dan sanitary landfill sangat terbatas.

Hal ini membuat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora harus mencari inovasi lain guna mengatasi jumlah sampah di wilayah Blora yang kian menumpuk setiap harinya.

Salah satu inovasi Pemkab Blora dalam upaya mengatasi permasalahan sampah tersebut yakni mengolahnya menjadi bahan bakar alternatif yakni RDF (Refuse Derived Fuel).

Untuk mengolah sampah di Blora menjadi bahan bakar RDF yang memiliki nilai ekonomi, Pemkab Blora menggandeng salah satu BUMN, yaitu PT. Semen Gresik Indonesia, Pabrik Rembang.

RDF atau Refuse Derived Fuel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan sampah padat, seperti sampah rumah tangga dan industri yang dicacah, dikeringkan, dan diolah untuk meningkatkan nilai kalorinya.

Terkait kerjasama tersebut, telah dikonkretkan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman, dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Semen Gresik Indonesia, Muhammad Supriyadi, pada Jumat, 21 Maret 2025.

Turut menyaksikan Wakil Bupati Blora, Hj. Sri Setyorini, Kepala DLH Blora, dan jajaran OPD terkait hingga para pimpinan PT. Semen Gresik Indonesia, penandatanganan MoU ini dilakukan di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora.

Bupati Blora Arief Rohman mengemukakan, produksi sampah, baik di TPA Blora maupun TPA Cepu, akan diolah menjadi aset berharga yang ramah lingkungan dan menguntungkan.

“Produksi sampah Kabupaten Blora yang setiap hari mencapai 200 Ton lebih, baik yang ada di TPA Blora maupun TPA Cepu. Mengharuskan kita untuk terus mencari langkah konkrit pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan menguntungkan,” terang Bupati Blora.

“Selain menggencarkan bank sampah di pedesaan, hari ini kami juga melaksanakan kerjasama pengelolaan sampah menjadi bahan bakar RDF (Refuse Derived Fuel) dengan PT. Semen Gresik (Semen Indonesia Group),” tambah Bupati.

Lebih lanjut, Bupati mengucapkan terima kasih kepada Direktur Utama PT Semen Gresik, yang telah berkenan hadir langsung ke Blora melaksanakan penandatangan MoU kerjasama pengelolaan sampah ini.

Blora Bakal Ubah Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif

Dalam MoU tersebut, Direktur Utama PT. Semen Gresik hadir didampingi Fardhi Sjahrul Ade (Direktur Keuangan dan SDM), Benny (Direktur Operasi), Abdul Manan (Sekretaris Perusahaan), dan Hendra.

Menurut Bupati Arief, lanjutnya dikatakan, dengan bantuan pembinaan dari PT. Semen Gresik, sampah-sampah limbah padat yang sulit terurai dan terkumpul di TPA akan diolah menjadi bahan bakar alternatif yang dihasilkan melalui proses pemilahan, pencacahan, dan pengeringan.

“Tentunya dengan sistem ini akan meningkatkan nilai ekonomi. Kami minta agar DLH segera menyusun konsep kerjasama pengelolaan sampah ini dengan sebaik mungkin. Termasuk menata kelembagaannya dan SDM -nya,” tandas Bupati Blora.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Semen Gresik Indonesia, Muhammad Supriyadi mengaku senang bisa turut serta membantu Blora dalam pengolahan sampah ini.

“Suatu kehormatan bagi perusahaan kami bisa membantu Blora dalam pengolahan sampah kedepannya. Sebenarnya pabrik kami yang ada di Rembang justru lebih dekat ke Kantor Bupati Blora dibandingkan ke Kantor Bupati Rembang. Sehingga sudah selayaknya kita juga ikut membantu Blora,” ujar Dirut PT. Semen Gresik Indonesia, Muh. Supriyadi.

Ia mengungkapkan, pihaknya akan meminta tim teknis dari PT. Semen Gresik Indonesia untuk segera menindaklanjuti MoU yang telah diteken dengan perjanjian kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora.

Diketahui, beberapa daerah juga telah menjalin kerjasama pengelolaan sampah dengan PT. Semen Gresik Indonesia, diantaranya Cilacap, Banyumas, Jepara, Pati untuk wilayah Jawa Tengah, menyusul Blora hari ini.

Praktiknya, setelah dibina oleh PT. Semen Gresik Indonesia, selanjutnya Pemkab yang menjalin kerjasama tersebut bisa mandiri membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sebagai manajemen operator produksi pengolahan sampah tersebut.***

Safari Ramadan di Desa Kawengan Jepon Blora: Dari Doorprize 3 Unit Sepeda Hingga Dana Bantuan Rp3 M

METRO CEPU – Safari Ramadan 1446 Hijriyah yang dihelat di Desa Kawengan, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada Jumat (21/03/2025) terasa sangat istimewa.

Pasalnya, selain menghadirkan tausiah dan sholawat bersama Habib Syafi’i Alydrus dari Solo, dalam momen Safari Ramadan ini terdapat pembagian doorprize yang menarik, berupa 3 unit sepeda yang menambah semarak acara dan memberikan kebahagiaan bagi para peserta yang beruntung.

Namun, lebih dari sekadar doorprize, Safari Ramadan di Desa Kawengan ini juga membawa berkah berupa dana bantuan mencapai Rp3 Miliar dari Pemkab Blora.

Dalam kegiatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Blora telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp3 Miliar sebagai bagian dari upaya pembangunan infrastruktur desa yakni ruas jalan di Desa Kawengan, Kecamatan Jepon, Blora.

Perihal tersebut disampaikan oleh Bupati Blora Arief Rohman disela-sela penutupan rangkaian Safari Ramadan 1446 Hijriyah/2025 Masehi di Masjid Al-Ikhlas, Desa Kawengan, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah.

“Sebagai bentuk perhatian kami kepada masyarakat Desa Kawengan, Pemkab Blora telah menganggarkan Rp3 Miliar untuk pembangunan jalan di desa ini. Semoga masyarakat senang dan merasakan manfaat dari pembangunan ini,” ungkap Bupati Arief.

Selain itu, Bupati juga menyampaikan, bahwa Pemkab Blora juga mengalokasikan anggaran sebesar Rp200 juta untuk renovasi Masjid Al-Ikhlas Desa Kawengan, yang direncanakan akan dimulai setelah Lebaran tahun ini.

Safari Ramadan di Desa Kawengan Jepon Blora

Safari Ramadan di Kawengan, diawali dengan salat tarawih bersama masyarakat setempat, kemudian dilanjutkan dengan diskusi untuk menyerap aspirasi warga.

Bupati Blora mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran rangkaian Safari Ramadan tahun ini. Ia berharap kegiatan serupa dapat kembali digelar tahun depan.

“Saya sangat senang dan bersyukur atas terselenggaranya Blora Menyapa edisi Safari Ramadan tahun ini. Banyak manfaat yang dapat dirasakan dari acara tersebut. Semoga tahun depan kita bisa menggelar acara yang sama lagi,” ujar Bupati.

Kepala Desa Kawengan, Sulasno, menyampaikan, rasa terima kasihnya atas perhatian Pemerintah Kabupaten Blora yang diberikan kepada desanya.

“Kami sangat senang karena Desa Kawengan menjadi bagian dari Safari Ramadan tahun ini. Tentu kami juga sangat bersyukur atas pembangunan jalan yang akan segera direalisasikan,” ujarnya.

Selain istimewa, Safari Ramadan di Kawengan juga spesial. Pasalnya Pemerintah Desa (Pemdes) Kawengan membagikan doorprize berupa tiga unit sepeda kepada anak-anak Desa Kawengan. Hadiah tersebut diberikan kepada mereka yang berhasil menjawab pertanyaan dari Bupati Blora, Wakil Bupati, dan Kapolres Blora.

Seperti di wilayah lain, sebagai bagian dari kegiatan sosial, Bupati, Wakil Bupati, dan Forkopimda menyerahkan santunan serta bantuan dari Baznas dan Pemkab Blora kepada warga. Yakni berupa beras dan sembako. Bantuan juga diberikan kepada Masjid Al-Ikhlas.

Acara ditutup dengan Blora Bersholawat bersama Habib Syafi’i Alydrus dari Solo, yang menambah kekhidmatan suasana Ramadan di Desa Kawengan.***

Langkah Maju Kabupaten Blora Menuju Kemandirian Energi: Ubah Sampah Harian Menjadi Bahan Bakar Alternatif

METRO CEPU – Pemerintah Kabupaten Blora menunjukkan komitmennya untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus mencapai kemandirian energi melalui sebuah inisiatif inovatif.

Menyusul produksi sampah harian di Kabupaten Blora yang jumlahnya terus bertambah, sementara kapasitas TPA dengan sistem control landfill, dan sanitary landfill terbatas, membuat Pemkab Blora harus mencari inovasi lain.

Pemkab Blora, dengan menggandeng salah satu BUMN, yakni PT. Semen Gresik Indonesia Pabrik Rembang berencana untuk mengubah sampah harian yang dihasilkan masyarakat menjadi bahan bakar alternatif.

Langkah ini bukan hanya solusi cerdas untuk mengurangi volume sampah yang menumpuk, tetapi juga berpotensi menghasilkan energi terbarukan yang berkelanjutan.

Proyek ambisius ini melibatkan pengolahan sampah melalui teknologi termal atau biologis, tergantung pada jenis dan komposisi sampah yang dihasilkan.

Proses ini akan menghasilkan energi dalam bentuk gas atau cairan yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk industri, pembangkit listrik, atau bahkan transportasi.

Sampah yang selama ini menjadi masalah akan diubah menjadi aset berharga, yakni diolah menjadi bahan bakar RDF (Refuse Derived Fuel).

RDF atau Refuse Derived Fuel adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan sampah padat. Seperti sampah rumah tangga dan industri, yang dicacah, dikeringkan, dan diolah untuk meningkatkan nilai kalorinya.

Terkait kerjasama tersebut, telah dikonkretkan dengan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman, dengan Direktur Utama PT. Semen Gresik, Muhammad Supriyadi, Jumat (21/3/2025).

Penandatanganan dilakukan di ruang pertemuan Setda Kabupaten Blora. Turut menyaksikan Wakil Bupati Blora, Hj. Sri Setyorini, Kepala DLH Blora, dan jajaran OPD terkait hingga para pimpinan PT. Semen Gresik Indonesia.

Langkah Maju Kabupaten Blora Menuju Kemandirian Energi Ubah Sampah Harian Menjadi Bahan Bakar

“Produksi sampah Kabupaten Blora yang setiap hari mencapai 200 Ton lebih, baik yang ada di TPA Blora maupun TPA Cepu. Mengharuskan kita untuk terus mencari langkah konkrit pengelolaan sampah yang ramah lingkungan dan menguntungkan. Selain menggencarkan bank sampah di pedesaan, hari ini kami juga melaksanakan kerjasama pengelolaan sampah menjadi bahan bakar RDF (Refuse Derived Fuel) dengan PT. Semen Gresik (Semen Indonesia Group),” ucap Bupati Blora.

Bupati mengucapkan terima kasih kepada Direktur Utama PT Semen Gresik, yang telah berkenan hadir langsung ke Blora melaksanakan penandatangan MoU kerjasama pengelolaan sampah. Dirut hadir didampingi Fardhi Sjahrul Ade (Direktur Keuangan dan SDM), Benny (Direktur Operasi), Abdul Manan (Sekretaris Perusahaan), dan Hendra.

Menurut Bupati Arief, dengan bantuan pembinaan dari PT. Semen Gresik, sampah-sampah limbah padat yang sulit terurai dan terkumpul di TPA akan diolah menjadi bahan bakar alternatif yang dihasilkan melalui proses pemilahan, pencacahan, dan pengeringan.

“Tentunya dengan sistem ini akan meningkatkan nilai ekonomi. Kami minta agar DLH segera menyusun konsep kerjasama pengelolaan sampah ini dengan sebaik mungkin. Termasuk menata kelembagaannya dan SDM -nya,” pungkas Bupati Blora.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Semen Gresik, Muhammad Supriyadi mengaku senang bisa turut serta membantu Blora dalam pengolahan sampah.

“Suatu kehormatan bagi perusahaan kami bisa membantu Blora dalam pengolahan sampah kedepannya. Sebenarnya pabrik kami yang ada di Rembang justru lebih dekat ke Kantor Bupati Blora dibandingkan ke Kantor Bupati Rembang. Sehingga sudah selayaknya kita juga ikut membantu Blora,” ujar Muh. Supriyadi.

Lebih lanjut, pihaknya akan meminta tim teknis dari perusahaan untuk segera menindaklanjuti MoU yang telah diteken dengan perjanjian kerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Blora.

Diketahui, beberapa daerah juga telah menjalin kerjasama pengelolaan sampah dengan PT. Semen Gresik. Di Jateng, diantaranya Cilacap, Banyumas, Jepara, Pati.

Praktiknya, setelah dibina oleh PT. Semen Gresik, selanjutnya Pemkab yang menjalin kerjasama tersebut bisa mandiri membentuk BLUD sebagai manajemen operator produksi pengolahan sampah tersebut.

Manfaat Ganda dari Inisiatif Ini
Inisiatif konversi sampah menjadi bahan bakar alternatif ini menawarkan sejumlah manfaat signifikan bagi Kabupaten Blora, antara lain:

– Pengurangan Volume Sampah: TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang semakin penuh menjadi masalah umum di banyak daerah. Dengan mengolah sampah menjadi bahan bakar, volume sampah yang dibuang ke TPA dapat dikurangi secara drastis, memperpanjang umur operasional TPA dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

– Penyediaan Energi Terbarukan: Bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari sampah merupakan sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan. Hal ini dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang semakin menipis dan berkontribusi terhadap upaya mitigasi perubahan iklim.

– Peningkatan Ekonomi Daerah: Proyek ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dalam sektor pengolahan sampah dan energi terbarukan. Selain itu, ketersediaan bahan bakar alternatif yang terjangkau dapat meningkatkan daya saing industri lokal.

– Peningkatan Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan: Pengolahan sampah yang efektif dapat mengurangi pencemaran lingkungan, baik itu pencemaran tanah, air, maupun udara. Hal ini secara langsung akan berdampak positif pada kesehatan masyarakat.

Inovasi Kabupaten Blora untuk mengubah sampah harian menjadi bahan bakar alternatif merupakan langkah maju yang membutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak. Harapannya, inovasi ini dapat menjadi solusi yang berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah sekaligus mencapai kemandirian energi.***

Ratusan Tenaga Honorer di Blora Terancam Dipecat, Ini Kata Pemkab

METRO CEPU – Ratusan tenaga honorer di Kabupaten Blora terancam dipecat.

Hal ini dikarenakan penerapan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN).

Menurut Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Blora, Heru Eko Wiyono, pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran Tentang Penataan Pegawai Non ASN.

Surat tersebut telah dikirim ke OPD terkait pada Jumat pekan lalu.

“Kalau untuk jumlah pastinya kami belum tahu pasti, yang jelas ratusan,” kata Heru.

Penerapan UU tersebut mengharuskan pemerintah daerah untuk melakukan penataan honorer sampai Desember 2024.

Sehingga pada 2025, semua daerah harus menerapkan UU tersebut yang hanya mengakui dua jenis ASN, yaitu PNS dan PPPK.

Kepala Inspektorat Kabupaten Blora, Irfan Agustian Iswandaru, menyebut bahwa penerapan UU tersebut telah dirapatkan Tim Kabupaten.

“Mendasarkan kepada UU No. 20/2023 tentang ASN,” katanya.

Menurutnya, dengan penerapan UU tersebut, secara hukum honorer yang masih ada harus diselesaikan.

“Demikian amanat UU tersebut. Saat ini hanya ada 2. ASN terdiri dari PNS & PPPK,” imbuhnya.