METRO CEPU – Praktik calo pencairan BPJS Ketenagakerjaan di Kabupaten Blora yang diduga melibatkan istri perangkat desa di wilayah Kecamatan Randublatung, kini menjadi sorotan. Pasalnya, terduga pelaku berinisial NY menawarkan jasa pencairan dan meminta imbalan 50% kepada peserta BPJS.
Salah satu warga menjelaskan, dirinya di datangi seseorang yang merupakan anak buah dari saudara NY dan memberitahukan bahwa NY bisa membantu mencairkan BPJS Ketenagakerjaan dengan cepat dengan syarat membawa nomor rekening bank beserta foto wajah (scan).
“Saya di datangi anak buah saudara NY dan ditawari bantuan pencairan BPJS, dan diminta untuk segera datang ke rumah saudara NY secepatnya,” ujarnya belum lama ini.
Sesampainya di rumah NY, korban dimintai biaya administrasi atau jasa sebesar 50 persen dari total dana yang diterima.
“Padahal uang itu kan hak kami, kok mintanya banyak sekali,” ujarnya.
Beberapa warga juga mengeluhkan adanya kebingungan terkait status kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan. Beberapa warga mengaku, sebelumnya tidak pernah terdaftar sebagai peserta, baik yang mandiri maupun yang didaftarkan oleh perusahaan. Namun, tiba-tiba didatangi oleh orang suruhan NY dan diberitahukan bahwa namanya bisa mencairkan dana BPJS Ketenagakerjaan.
“Saya bingung, saya tidak pernah ikut BPJS Ketenagakerjaan, dari kecil gak pernah kerja kemana-mana juga tidak pernah ikut BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri, tapi kok bisa dapat undangan pencairan. Kan aneh?” ucap salah seorang warga yang namanya diminta untuk dirahasiakan.
Suami NY yang juga seorang perangkat desa berinisial P saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa informasi yang dituduhkan tidaklah benar. Kegiatan yang dilakukan oleh istrinya murni untuk membantu.
“Iya memang ada administrasinya, itu juga kesepakatan,” katanya.
Ia pun sempat mengaku sebagai biro jasa, namun saat ditanyakan soal ijin atas biro jasa tersebut, P tidak dapat menunjukkan.
“Apa ya namanya, kalau dikatakan calo kok terlalu kasar,” ungkapnya.
Saat disinggung terkait kemampuan mencairkan dana seseorang yang tidak pernah ikut sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan, P menjelaskan, bahwa dirinya mendapatkan data dari grup yang ada Facebook dan grup-grup.
“Masa iya saya bisa bikin data sendiri,” pungkasnya.***